Skip to main content

Tanaka Waterfall, Hidden Gem di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang

Tidak perlu jauh-jauh pergi ke Jepang demi menikmati keindahannya. Di Kabupaten Malang pun bisa merasakan nuasa otentik Negara Matahari Terbit tersebut. Tinggal datang ke Sumber Umbulan Tanaka atau Tanaka Waterfall yang terletak di Dusun Arjomulyo, Desa Bangelan, Kecamatan Wonosari. Tempat itu memang sengaja dirancang dengan ornamen-ornamen Jepang. Bukan tanpa alasan, pembuka lahan pertama kali di Dusun Arjomulyo itu memang berasal dari Jepang. Yakni Mitsuyuki Tanaka, tentara Jepang yang memimpin bedol desa pada 1942.


Begitu memasuki Tanaka Waterfall, pengunjung akan disambut dengan aliran jernih sungai yang bermuara ke Bendungan Karangkates. Di aliran sungai dengan panjang sekitar 400 meter itu, terdapat beberapa jembatan yang juga dibuat seperti dengan corak khas Negeri Sakura.


Tanaka Waterfall (dok. narasibiasa)
Kemudian, di kanan dan kirinya terdapat gazebo untuk pengunjung menikmati hidangan yang dibeli dari kafe. Perancang Tanaka Waterfall Sudarmono mengatakan bahwa gazebo-gazebo tersebut dibuat dari bambu sumbangan masyarakat sekitar. Sedangkan, atap-atap gazebo terbuat dari ranting-ranting pohon. "Kami memang lebih mengutamakan memanfaatkan bahan-bahan daur ulang," kata dia.

Selain gazebo, deretan lampion, umbul-umbul, hingga bunga sakura buatan semakin memperkuat suasana negeri asal anime itu. Nantinya, pengunjung tidak perlu lagi jauh-jauh membeli makanan maupun minuman dari kafe yang berada di atas gazebo. Sebab, di sekitar gazebo itu juga akan ditambah kafe. "Spot-spot foto juga akan kami tambah untuk meningkatkan daya tarik pengunjung," lanjutnya.

Sebagai informasi, tempat wisata itu dirintis sejak 2020. Awalnya, Sudar berniat memberikan kegiatan kepada pemuda-pemudi khususnya usia SMP-SMA yang saat itu belajar di rumah karena Covid-19. Hingga akhirnya, pengunjung terus meningkat.

Pada awal tahun lalu, pengunjung hari biasa masih sekitar 100-200 orang per hari. Kemudian, pada pertengahan tahun sudah bisa mencapai angka 300 orang. Ketika akhir pekan maupun tanggal merah, pada awal tahun lalu masih sekitar 500-600 orang pengunjung. Saat ini sudah berkembang sampai 1.000-1.500 orang.
Tanaka Waterfall (dok. narasibiasa)

Akses menuju Tanaka Waterfall pun sangat mudah. Dari arah selatan, belok kanan di perempatan tepat sebelum Balai Desa  Bangelan. Kemudian, lurus hingga 350 meter, lalu belok kiri dan lurus megikuti jalan sampai sekitar 1,8 kilometer. Setelah itu, belok kiri lagi dan lurus hingga sekitar 160 meter. Berikut link maps menuju Tanaka Waterfall: https://maps.app.goo.gl/3jGssvUVCvSczom38

Begitu tiba, pengunjung bisa parkir kendaraan di tempat yang disediakan. Tarifnya berbeda tergantung kendaraan. Mulai dari yang termurah, yakni motor sebesar Rp 2.000 hingga paling mahal yakni bus sebesar Rp 20.000. Setelah membayar tiker seharga Rp 5.000, dari tempat parkir, pengunjung harus berjalan menuju spot wisata itu. Namun, ada alternatif menggunakan ojek dengan biaya tambahan sebesar Rp 5.000 sekali jalan.

Comments

Popular posts from this blog

Indekos Puri Kencana

Lalu-lalang kendaraan terus menjadi perhatian Nirwana Alfarizqi selama menempuh perjalanan sekitar 20 menit dari rumahnya. Diperhatikannya kendaraan-kendaraan itu dari samping jendela, sambil terus memikirkan nasibnya selama satu tahun ke depan. Hari itu, dia memakai hoodie hijau tosca yang dipadukan dengan celana kain agak longgar berwarna putih. Hanya pindahan saja, tidak perlu terlalu rapi, pikirnya. Sesekali, dia juga menjawab pertanyaan dari Januar Permana -abangnya- yang sedang menyetir mobil. “Sebentar lagi kita sampai, Wan. Yakin nggak ada yang ketinggalan, kan?” tanya Janu. Pemuda yang mengenakan kaos hitam dengan celana pendek putih itu tampak santai mengendalikan kemudinya. “Nggak ada. Aman,” jawabnya dengan singkat. Perhatiannya dari lalu-lalang mobil sepertinya sedang tidak bisa diganggu. Dia saja menjawab pertanyaan Janu sambil terus mengarahkan pandangan ke jalan raya. Sesaat itu juga, mobil mereka memasuki Perumahan Puri Kencana. Kompleks perumahan itu dipenuhi rumah be

Tiga Makna Kampung Gasek, Karang Besuki, Kota Malang

Sejak tahun 1987, permukiman di Desa Karang Besuki, termasuk Dusun Gasek memang mulai berkembang pesat. Lahan pertanian yang awalnya sangat luas perlahan dibangun ketika bergabung dengan wilayah administrasi Kota Malang. Penduduk yang mayoritas sebagai petani pun beralih profesi menjadi karyawan swasta maupun asisten rumah tangga. Setelah muncul Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 12 Tahun 2000 tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan, Desa Karang Besuki surah resmi menjadi kelurahan. Oleh karena itu, penyebutan Dusun Gasek sudah diganti dengan Kampung Gasek yang melingkupi RW 6. Kampung Gasek dibagi menjadi 11 RT dan terdiri dari kurang lebih 700 KK. Dari hasil wawancara warga setempat, ahli sejarah, dan literatur, kata gasek memiliki tiga arti. Gasek = Kosek Kampung Gasek ditemukan sebelum masa penjajahan Belanda oleh Mbah Kusumodiarjo. Namun, warga banyak memanggilnya Sentonojati. “Namanya beliau itu bermacam-macam. Ada yang menyebut Kusumodiarjo, ada juga yang menyebut Senton

Penghuni Indekos

Suara ribut dari depan kamarnya membuat tidur Nirwan terganggu. Setelah mengumpulkan seluruh kesadarannya, dia pun keluar kamar untuk melihat kegaduhan yang terjadi. “Lah, kamar ini udah ada penghuninya ternyata,” ucap remaja bercelana pendek warna cokelat selutut dan berkaos hitam lengan pendek. Dia mengucapkan sambil terus memainkan joystick di kedua tangannya. Dibandingkan dua orang lainnya, kulitnya terlihat lebih gelap. Namun, perawakannya terlihat tinggi. Di sampingnya juga duduk remaja dengan perawakan yang sama. Dia memakai celana training warna abu-abu dengan kaos warna senada. Kulitnya pun sama-sama sawo matang, hanya saja sedikit lebih cerah dibanding laki-laki berkaos hitam lengan pendek itu. “Sini, kenalan dulu,” sahut remaja yang juga bercelana pendek selutut, tetapi dia berkaos kuning lengan panjang. Kulitnya sangat cerah, seperti bukan orang asli Indonesia. Wajahnya pun terlihat paling muda di antara dua orang lainnya. Asumsi itu dikuatkan dengan postur tubuhnya yang te